:: Secret of Happiness ::


- Hari ini ngeliat bilik kecil bertuliskan adult shop: Chin Hai or sumthing like dat.... hmmm cuman caught my attention aja sih. Entah mengapa... .


- Terus pas lagi jalan deket2 taman, ngeliat ada cewe lagih di-propose. Cewenya duduk di bangku taman, terus cowonya berlutut sambil pegang tangan tuh cewe. In the end... cewenya cium tuh cowo di pipi. In conclusion, berarti diterima kan?


- One of my close friends *not closest* told me that 'me' 'is the most emotionally unbalanced person and hard to describe. My mood plays a really important role in my life'... something like that... . Eventually, I do feel a lil bit strange about my own self. ... no reason for that.


- Listening to Moon River, Do That to Me One More Time and Rythm of the Rain. Used to play Rythm of the Rain with organ. How I miss that day...


- Closing up. Read The Alchemist by Paulo Coelho *love the book* and found a nice analogy on the p. 33 of my edition. Mungkin beberapa ada yang udah baca ... it's about a shopkeeper's son (bukan bukunya, tapi halaman 33 itu).

Jadi, one day seorang penjaga toko mengirimkan anaknya untuk belajar rahasia kebahagiaan pada seorang yang paling bijak di dunia. Anak ini berkelana di padang pasir selama 40 hari sampai akhirnya dia menemukan istana tempat orang bijak itu tinggal. Anak ini pun masuk dan melihat-lihat suasana di dalam kerajaan.

Ada kelompok orkestra mini yang memainkan lagu-lagu soft, orang-orang sedang asyik berbicara, pedagang yang keluar masuk, dan ada pula meja yang penuh dengan berbagai macam makanan terlezat dari setiap bagian dunia. Si orang bijak pun sedang berbicara dengan setiap orang yang ada.

Anak ini harus menunggu orang bijak selama 2 jam. Setelah waktunya tiba, orang bijak mendengarkan baik-baik apa yang diinginkan oleh anak tersebut. Orang bijak itu menjawab kalau waktu yang ada tidak akan cukup untuk menjelaskan apa rahasia dari kebahagiaan. Orang bijak menyarankan anak tersebut melihat-lihat keliling istana dalam waktu 2 jam.

Orang bijak tersebut lalu memberikan si anak sebuah sendok teh yang telah diisi dengan 2 tetes minyak. Dia pun meminta kepada anak tersebut, "as you wonder around, carry this spoon with you without allowing the oil to spill."

Anak itu pun berjalan menyusuri istana, menaiki dan menuruni tangga sambil terus menaruh perhatiannya pada sendok teh tersebut. Setelah 2 jam berlalu, dia pun kembali pada orang bijak tersebut.

"Jadi... apakah kamu melihat hiasan dinding Persia yang digantung di ruang makan? Apakah kamu melihat kebun yang telah digarap selama sepuluh tahun oleh tukang kebun yang terbaik? Apa kamu memperhatikan surat-surat indah yang ditulis pada kulit domba di perpustakaanku?

Anak itu merasa malu dan mengaku kalau dia tidak memperhatikan apa pun. Focusnya ada pada satu sendok teh minyak yang diberikan oleh si orang bijak, supaya minyak tersebut tidak tumpah.

"Kembalilah dan lihatlah semuanya. Kamu tidak dapat mempercayai seseorang jika kamu tidak tahu seperti apa rumahnya."

Merasa lega, anak itu pun mengambil sendoknya dan kembali menelusuri istana. Dia melihat benda-benda seni yang tergantung di langit-langit dan dinding. Dia melihat kebun, gunung-gunung yang ada di sekitarnya, bunga-bunga yang tumbuh dengan indah dan dia merasakan segala sesuatu yang ada.

Sekembalinya dia pada orang bijak, dia menceritakan apa yang telah dilihatnya.

"Tapi di manakah dua tetes minyak yang telah kupercayakan kepadamu?" tanya si orang bijak. Anak itu melihat pada sendoknya dan baru menyadari bahwa 2 tetes minyak itu telah tumpah.

"Well, there is only one piece of advice I can give you," said the wisest of wise men. "The secret of happiness is to see all the marvels of the world, and never to forget the drops of oil on the spoon."


Begitulah... .

posted by on 7:42 PM put