<body>
Monday, September 15, 2003
.:: Kisah si Upil ::.



"Aku punya seorang kawan. Kawanku adalah seseorang yang tampangnya bisa dibilang tidak jelek. Bodinya bisa dibilang tidak seperti sumpit dan tidak seperti gajah. Tingginya normal.



Kawanku bernama Upil. Kenapa Upil? Karena dia punya hobi mengupil. Hobinya ini dimulainya sedari kecil. Yang paling parah dengan hobinya ini adalah karena dia selalu menempelkan 'hasil pancingannya' di mana2.



Bagaimana dengan orang tuanya? Sudah berkali2 si Upil diterangkan bagaimana hobinya itu tidak baik, tidak sesuai dengan etika dan hanya merugikan dirinya sendiri.



Upil tidak bersekolah. Dia lebih memilih bergaul dengan kawan2nya sendiri. Termasuk aku. Di antara kawan2nya, aku menganggap diriku sebagai kawannya yang terbaik. Aku yang selalu mbilangin dia soal mengupil. Tapi semuanya sama saja. Aku dan teman2 yang lain menganggap si Upil hidup di dalam dunianya yang hanya berisi Upil dan upil2 lainnya.



Suatu hari Upil berjalan2 di mall. Dia melihat tembok sebuah toko yang baru di cat. Dia berdiri di depan tembok tersebut dan mulai lagi dengan hobinya. Dia tidak mempedulikan orang2 yang ada di sekitarnya. Sesaat sebelum dia menempelkan hasil pancingannya, seorang gadis berbaju putih keluar dari toko tersebut.



Upil langsung menyembunyikan tangannya. Untuk pertama kalinya dalam hidupnya Upil mengenal rasa malu. Pelan2 dia mendekati gadis tersebut.



Tapi sayangnya, gadis tersebut telah lama melihat apa yang Upil lakukan. Gadis tersebut pergi, menatap Upil dengan rasa kasihan. Meninggalkannya...



Kawanku, Upil, hanya bisa termenung dan menangisi nasibnya.



Dia tidak tahu, gadis tersebut adalah gadis yang menjadi teman mainnya saat kecil. Gadis yang manis, gadis yang selalu memperingatkannya untuk berubah. Gadis yang selalu ada di sisinya saat orang lain tidak memperhatikannya. Gadis yang pergi beberapa tahun yang lalu, dan kembali untuk melihat perubahan pada Upil.



Upil datang padaku sambil menangis. Dia menceritakan semuanya. Dia kenal dengan gadis itu. Dia telah menunggunya bertahun2. Sekarang gadis itu pergi lagi. Upil hanya bisa menangis.



Seandainya dia berubah, seandainya dia mulai sekolah kembali, seandainya dan beribu penyesalan lain akan kesalahan yang dia perbuat."



Dari sini gw menangkap kalau emang penyesalan tuh datang terakhir, yah.. kalo pertama sih emang namanya bukan penyesalan lagi . Jangan menutup telinga kita akan kritikan dan masukan orang di sekitar kita. Masukan tidak selamanya manis didengar. Kadangkala orang hanya mau mendengar akan hal2 yang baik dan tidak mempedulikan hal2 lainnya.



posted by on 11:20 AM put



about me


This is my blogchalk:
Australia, WA, Perth, Indonesian, English, Inex, Female, sound system, IFC, positive, bar/lounge/cafe/pub, Curtin, mass comm: journalism & PR, guitar, God, SMS, friendship, love, life, counselling; love: me, people, God; bdg - 31 oct, optus - telkomsel, Scorpio, moody, supportive, caring, sensitive, thinker, philosopher, romantic, fun, all the good things, nexia, nexi, nexy, inex...blah.blah.blah...

tag


journeys

feeling

The current mood of 

nx_revival at www.imood.com



links

eh, eh, link dunk :D  



Blog search directory

contact me

.:ICQ:.
.:MSN:.
.:AIM:.
.:YM:.
.:e-mail:.
.:Phone:.


Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons License.

Perth weather

The WeatherPixie


credits

1n3x's Last.fm Weekly Artists Chart


Listed on 
Blogwise   

JANGAN ASAL COPY PASTE..   

Jimmy Liao Fan   



miscellaneous






Kanye West - Heard 'em Say